;

Translate

Sunday, September 29, 2013

Biografi Chairil Anwar

Sunday, September 29, 2013

Chairil Anwar lahir di Medan. 26 juli 1922. Chairil merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, berasal dari kenegerian Taeh, Sumatra Barat. Ayahnya bekerja sebgai pamong praja di Sumatra Utara pada zaman revolusi Kemerdekaan.

Beliau di angkat menjadi Bupati Indragiri. Karesidenan Riau. Ia masih punya pertalian keluarga dengan sutan Syahrir, perdana mentri pertama Indonesia. Ibu Chairil berasal dari Kota Gadang, Sumatra Utara. Beliau pun masih memiliki pertalian keluarga dengan Sutan Syahrir.

Masa kanak-kanak Chairil hingga remaja dihabiskan di kota kelahirannya, Medan dengan bersekolah di HIS (Hollands Inlands e School) setingkat dengan SD. Disana, Chairil kecil sudah menampakkan diri sebgai siswa yang cerdas dan berbakat dalam menulis. 

Kemudian Ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (meer UItgebreid Lager Onerwijs) setingkat smp. Orang tua Chairil sudah berpisah sejak ia berada di bangku smp. Ketika di kelas 2, dalam usia 19 tahun, Chairil pergi ke Jakarta mengikuti ibunya. Karena kesulitan ekonomi pada masa Kolonial jepang di tahun 1942, aaaaakhirnya Chairil anwar putus sekolah.

Selama di Jakarta, Chairil mengisi waktunya dengan membaca sebanyak-banyaknya karya sastra yang dimilikinya. Selain itu, ia juga banyak membaca buku yang ada diperpustakaannya. Ia banyak membaca sastra dari Indonesia, Belanda, Jepang, Inggris, Amerika, dan berbagai terjemahan sastra dunia. Sebagai pelajar MULO, Chairil otomatis menguasai tiga baghasa asing, yaitu Belanda, Inggris, dan jerman secara aktif. Bhasa daerah yang ia kuasai adalah bahasa minang.

Biografi, Chairil Anwar, Lengkap

Penguasaannya terhadap ketiga bahasa asing itulah yang mengantarkan Chairil pada karya-karya sastrawan dunia sebagai referensi yang berhasil disadur dan diterjemahkan. Keberhasilannya menyadur dan menerjemahkan puisi atau cerpen. 

Beberapa cerpen dan puisi yang berhasil ia sadur dan terjemahkan merupakan karya dari Andre Gide, John Steinbeck, Raine Maria Rilke, Ernest HamingWay, W.H. Auden, Conrad Aiken, John Conford, Hsu Chih Mo, dan Archibald Macleish. Karya penulis ternama menyudutkan chairil pada klaim kritikus sastra sebagai palgiator, penyadur, atau penerima pengaruh berat dari karya-karya itu.

Chairil makin memperlihatkan kematangannya sebagai penyair yang menyerahkan hampir seluruh perjalanan kehidupannya dengan penuh kesetiaan untuk sastra. Ia pernah mengisi suatu acara di radio tahun 1946, penyair ini menegaskan kembali pendapatnya bahwa sebuah sajak atau puisi yang diciptakan adalah suatu dunia. Dunia yang dijadikan dan diciptakan oleh penyair.

Chairil anwar adalah pelopor angkatan ’45 bersama Asrul sani dan rivai apin. Ia juga sastrawan yang mengenalkan konsep puisi modern bagi dunia sastra Indonesia. Chairil merupakan seorang penyair legendaries yang dimiliki Indonesia. Karya-Karyanya di gemari sepanjang zaman. Ia adalah penyair besar yang menginspirasi usaha manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajah, Hal I ni tercermin dari sajaknya yang berjudul Krawang bekasi yang berhasil di sadur dari sajak The young Dead Soldiers karya Archibald Macleish. 

Sebagai bentuk penghargaan yang telah diraih Chairil anwar, dibuatlah sebuah patung untuknya. Patung itu berada di Jakarta.Chairil anwar sudah mulai menulis sejak remaja. Sayangnya tidak ada satu pun karya remaja Chairil yng ditemukan. Chairil anwar selain menulis puisi juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur dalam majalah Gelanggang dan Gema Nusantara.

Masa remaja Chairil termasuk kurang meyenangkan. Kedua orang tuanya bercerai. Hal ini merupakan pukulan batin bagi chairil . peristiwa tersebut tidak lantas menjadikan Chairil anwar  sedih berkepanjangan. Ia mencoba mengalihkan pukulan batin  yang dideritanya. Sebagai pelipur lara, ia membaca karya sastra orang Eropa dengan kemampuannya berbahasa Inggris, Belanda, Dan Jerman.

Munculnya Chairil anwar dalam panggung sejarah sastra Indonesia memberikn sesuatu yang baru. Sajak-sajaknya tidak seperti amir Hamzah yang masih mengingatkan  kepada sastra melayu. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia yang hidup dan berjiwa.  Bukan bahasa buku, melainkan bahasa  percakapan sehari-hari yang tetap bernila sastra. Chairil anwar segera mendapat pengikut, penafsir, pembela, dan penyokong. Dalam bidang penulisan puisi muncul para penyair asrul sani, rivai apin, M. akbar Djuhara, dan Walujati.

Usia dua puluh, Chairil mulai menulis untuk umum. Karyanya yang pertama dimuat di majalah Nisan pada tahun 1942. Puisi-puisinya saat itu selalu tentang kematian. Diduga hal ini disebabkan kejenuhan chairil dalam menjalani hidup pahitnya. 

Chairil sempat menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta. Saat itu, ia menaruh hati pada seorang gadis bernama Sri ayati. Tidak diketahui siapa sebenarnya sri ayati ini. Puisi-puisinya saat itu banyak ditujukan untuk Sri Ayati. Chairil melupakan puisi tentang kematian walaupun sebentar. Beberap sastrawan beranggapan Chairil ingin membuat pernyataan cinta terindah yang pernah ada untuk sri Ayati. 

Sayangnya, niat itu tak kesampaian karena Chairil terlanjur meninggal.Kekalutannya ini dituangkan  dalam sajak aku yang sangat terkenal. Isinya kembali tentang kematian. Namun, ada kata-kata” aku ingin hidup seribu tahun lagi” di akhir puisinya.Hal ini menunjukkan bahwa ia pun sebenarnya takut akan kematian.

Sajak Chairil yang berjudul aku dan Diponegoro banyak dinilai orang sebagai sajak perjuangan. Frase aku binatang jalang dalam sajak aku diapresiasikan sebagai dorongan kata hati rakyat. Rakyat ingin bebas dari penyiksaan penjajah dan merdeka. Julukan binatang jalang muncul pula dari puisi. Aku Chairil Anwar menyebut dirinya “binatang jalang dari kumpulan yang terbuang”. 

Tiap orang yang ,mengartikan uangkapan ini dengan makna berbeda-beda, ada yang bilang chairil merasa dirinya dijauhi komunitas karena dianggap aneh. Ada pula yang bilang, maksud bianatang jalang disini mencerminkan sifat Chairil yang bombastic (berlebihan).

Tahun 1945 ke atas, puisi-puisi chairil sangat berbau perjuangan.  Salah satu puisi perjuangan Chairil yang terkenal adalah Krawang Bekasi. Puisi ini sangat penuh semangat dan gelora kemerdekaan. Puisinya yang mengobarkan semangat ini membuat Chairil disebut-sebut sebagai penyair Indonesia terhebat sepanjang masa.

Chairil sempat membukukan tiga kumpulan puisi. Ketiga buku kumpulan puisi tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Deru campur debu (1949)
2.    Kerikil tajam-yang terempas dan yang Putus (1949)
3.    Tiga menguak takdir (1950, kerjasama dengan Asrul Sani Dan Rivai Apin)

Puisi Chairil yang penuh kehidupan tidak diimbangi dengan fisiknya yang lemah. Ia terkena penyakit TBC dan meninggal sebelum berusia 27 tahun. Hari wafatnya, yaitu tanggal 28 april 1949, diperingati sebagai hari Chairil Anwar.


(Sumber: BIOGRAFI SASTRAWAN ANGKATAN '45 Penulis: Bertahindara dan  http://id.wikipedia.org/wiki/Chairil_Anwar,  Sumber Foto: http://sejarah.kompasiana.com)


TRIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

SEJARAH BUDAYA - 5:38 PM